Kamis, 28 Mei 2015

Hidup Sehat, Why not?

Hidup adalah pilihan. Manakah yang kita pilih ,yang benar atau salah . Semua itu tergantung pada diri kita sendiri, begitu kata orang bijak. Hanry Ford mengatakan: "Bila Anda berpikir bahwa Anda bisa, Anda pun benar "[1] .Istilah sehat banyak muatan kultural, sosial dan pengertian profesional yang beragam. Dulu dari pandangan dokter , sehat sangat erat kaitanya dengan kesakitan dan penyakit. Dalam kenyataannya tidaklah sesederhana itu, sehat harus dilihat dari berbagai aspek. WHO melihat dari berbagai aspek [2]. Definisi WHO (1981): Health is a state of complete physical, mental and social well-being, and not merely the absence of disease or infirmity. WHO mendefinisikan pengertian sehat sebagai suatu keadaan sempurna baik jasmani,rohani, maupun kesejahteraan sosial seseorang. Oleh para ahli kesehatan, antropologi kesehatan di pandang sebagai disiplin biobudaya yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia yang mempengaruhi kesehatan oleh budaya: hal ini karena penyakit merupakan pengakuan sosial bahwa seseorang tidak dapat menjalankan peran normalnya secara wajar.[3]

Bayangkan jika kita memiliki kesempatan untuk mengunjungi tempat yang sudah lama kita idamkan, akan tetapi pada saat itu  tubuh kita dalam kondisi tidak sehat, apakah kita akan memaksakan untuk pergi? tentu saja tidak. Dari contoh tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa kesehatan sangat berpengaruh pada kesempatan, impian yang tak ternilai harganya. Kenapa kita harus memulai gaya hidup sehat? Apa sih manfaatnya dari Gaya Hidup Sehat?. Itulah pertanyaan-pertanyaan yang sering terlintas. Sadarkah kita bahwa hidup sehat sangat membawa manfaat yang sangat banyak, bukan hanya jasmani tetapi juga ketenangan jiwa. Berjiwa tenang, sehat jasmani dan rohani merupakan motivasi yang sangat berpengaruh pada diri saya, dalam memulai gaya hidup sehat .Mungkin untuk memulai sangat dibutuhkan tekad yang kuat untuk memulai gaya hidup sehat. Seperti yang kita ketahui gaya hidup sehat sangat ketat dalam hal kedisiplinan, sebagai contoh kita harus rutin berolah raga dan menjaga asupan makanan.

Karena saya sudah merasakan dampak yang positif dari melakukan gaya hidup sehat, di sini saya akan mencoba untuk berbagi cerita tentang hidup sehat , tak lain bertujuan untuk kontribusi sebagai  #HealthAgent yang mengedukasi bahwa kita perlu memulai hidup sehat. Sebelum saya memang tidak pernah berfikir untuk mulai menjalani hidup sehat, karena pada saat itu saya berfikir bahwa hidup sehat tidak menyenangkan, harus olahraga, memakan makanan yang sehat dan higenis. Pada saat kondisi fisik saya kurang sehat, saya mulai tergugah untuk memulai hidup sehat. Karena pada saat itu saya sadar sesadarnya bahwa sehat itu mahal harganya. Maka dari itu saya memulai dengan hal-hal yang terkecil terlebih dahulu yaitu memanfaatkan Car Free Day  sebagai tempat olah raga lari, walaupun hanya seminggu sekali , olahraga membuat tubuh saya segar dan siap untuk berkatifitas pada hari senin nya. Tak dapat di pungkiri memang, pada saat permulaan semua badan terasa sakit tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama, jika sudah menjadi rutinitas mingguan  sakit itu pun tidak terasa lagi. Bukan hanya olah raga, saya pun sudah mulai membatasi untuk mengurangi makanan cepat saji, salah satunya mie instant.

Begitu sangat berharganya kesehatan bagi kita. Pada saat sebuah penyakit datang, pada saat itu kita akan merasakan bahwa yang "SEHAT" sangat bernilai. Mari memulai hidup sehat sejak dini, memulai dari hal yang kecil dan di mulai dari hari ini.  Bersama Nutrifood kita buat movement sebagai #HealthAgent untuk kehidupan yang lebih baik dan sehat.


Referensi:

[1] B.J Suharjo dan B.Cahyono (2008), Gaya Hidup Dan Penyakit Modern, KANISIUS , yogyakarta.

[2] Arie walukow. Dari Pendidikan Ke Promosi Kesehatan . Interaksi 2004; VI (XVII): 4

[3] Sunanti Z. Soejoeti . Konsep Sehat,Sakit Dan Penyakit Dalam Konteks Sosial Budaya. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta

0 komentar:

Posting Komentar